Doa dalam Nama Yesus
(Sumber: F. Maucourant, A POCKET RETREAT FOR CATHOLICS, Sophia Institute Press, Manchester, New Hampshire, 2000.)
Doa
“Allah Bapa, aku memuji dan menyembahMu.
Aku bersyukur dengan sejuta alasan.
Aku tak punya sesuatu untuk membalas kebaikanMu,
Tetapi berkat Hati Ilahi PuteraMu yang telah Kauberikan kepadaku,
Kini aku berani meluhurkan namaMu, menyembahMu dan mengandalkan kekuatanMu.
Bapa, curahkanlah rahmat yang saya butuhkan!” Amin.

Pengajaran
Pengantar
Apa itu doa? Doa adalah wujud nyata dari pelaksanaan hukum Ilahi yang pertama dan utama, yaitu “mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan tenaga” (lih Mrk 12:30). Karl Rahner merumuskan, berdoa itu adalah “turning the whole being to the Lord – mengarahkan seluruh keberadaan kita kepada Allah!” Apa yang akan diperoleh dalam berdoa?
Tuhan kita Yesus Kristus bersabda, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku!” (Yoh 16:23). Dengan sabda itu, kita diberi kunci rahasia, bagaimana membuka hati Allah Bapa untuk memperoleh harta surgawi yang berlimpah-limpah. Kunci rahasia itu adalah Yesus! Kita tidak perlu ragu atau sangsi lagi bahwa dalam nama Yesus kita bisa memperoleh kekayaan surgawi secara berlimpah-limpah seperti yang dikatakan oleh St Paulus: kita ini “….orang miskin, namun memperkaya banyak orang; orang tak bermilik, sekalipun kita memiliki segala sesuatu” (2Kor 6:10). Marilah kita senang berdoa supaya kita bisa memperkaya banyak orang!
Yesus Berdoa dalam Diri Kita
Karena Sakramen Baptis yang Kudus, semua orang kristiani disatukan atau dicangkokkan dalam Yesus Kristus. Kesatuan ini membuat hidup dan Roh Yesus tercurah dalam diri kita, sehingga apa yang dilakukan oleh Yesus sebagai kepala tubuh, senantiasa terbuka secara universal.
Khususnya masalah doa! Tuhan Yesus tidak pernah berdoa untuk diriNya sendiri. Ia selalu berdoa untuk kita semua. “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku!” (Yoh 17:9.20).
Doa Yesus adalah doaku; dan aku yakin bahwa doaku dalam namaNya juga menjadi doa Yesus sendiri, yaitu doa yang terarah kepada Allah Bapa dan berkenan di hatiNya. St Agustinus berkata, “Itulah Tuhan Yesus yang adalah kepala kita. Dia berdoa dalam diri kita, Dengan alasan inilah semua doa Gereja selalu disimpulkan dalam kalimat ini: “dengan Pengantara Kristus Tuhan kami!”
Dalam doa “Bapa Kami”, Yesus mewahyukan rumusan doa yang sangat baik dan tepat serta doa yang berkenan di Hati Allah. St Cyprianus berkata, “Ketika kita mengucapkan doa Bapa Kami, hati kita terasa bergetar akrab dengan Allah; dan kita merasa nyaman sekali dengan doa itu – doa yang menyangkut kehidupan sehari-hari dan menyelam ke dalam hati kita yang terdalam.
Doa Bapa Kami kita sebut Doa Yesus. Doa yang sering diucapkan oleh Yesus Putera Allah! Ketika berdoa “Doa Bapa Kami” tentu hati Allah tersentuh karena doa itu sangat familiar di telingaNya. Itu doa AnakNya yang terkasih dan berkenan di hatiNya. Oleh karena itu, ketika kita berdoa dengan mengucapkan kalimat yang diberikan oleh Tuhan Yesus itu, kita sedang berdoa dalam NamaNya yang kudus.
St Theresia Avila yang terkenal dengan model doanya, bila berdoa, dia berlutut kemudian menenangkan dirinya sebentar – masuk dalam keheningan batin, kemudian dia membayangkan sedang bersama rasul terkasihNya. Ia pasrahkan seluruh hidupnya kepada Dia, Sang Baginda dan saat itu ia memegang afirmasi Sabda Tuhan: “Karena itu berdoalah demikian….” (Mat 6:9).
Itulah alasannya, mengapa doa para orang kudus itu sangat powerfull. Mereka berdoa dengan lambaran iman, harap dan keyakinan,yang kuat serta mempersembahkan dirinya secaa total kepada Dia “yang hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara kita” (Ibr 7:25).
Ketika Allah mendengar doa-doa kita, Ia sedang mendengar suara anakNya yang terkasih; hanya suara Dialah yang berkenan di hatiNya. Sungguh benarlah kata-kata St Paulus, “Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru “ya Abba, ya Bapa!” (Rom 8:15).
Roh yang berasal dari Hati Kudus Yesus telah dicurahkan dalam diri kita! Marilah kita senantiasa menyatukan diri dengan Hati yang penuh kasih ini. Biarkan Hati Kudus ini menjadi sumber doa dan keinginan kita. Kalau hati kita menjadi seperti HatiNya, tentu permintaan kita pasti baik dan akan membuahkan hasil yang baik secara berlimpah limpah.
Kesaksian kita sebagai murid Tuhan Yesus akan dahsyat, punya daya pikat dan daya pesona bagi banyak orang bila kita memiliki kebiasaan berdoa yang tepat. Kita berdoa sebagai orang yang tidak mampu dengan iman yang kuat berdoa kepada Sang Penyelamat yang Mahamurah.
Dengan tulus kita yakin bahwa “Saya berdoa, tetapi bukan aku yang berdoa, melainkan Yesuslah yang berdoa dalam diriku.” Dengan demikian kita tidak ragu berkata, “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20). Dia adalah sumber atau dasar pikiran, perasaan dan tindakanku. Ia sungguh yang menjiwai seluruh hidupku.
Buchet Rohani
“Tuhan, aku memilihMu untuk menjadi harta kekayaan hidupku!”
Yohanes Haryoto SCJ
Baca juga: Bagaimana Liturgi Perkawinan Semestinya?
One thought on “30 Langkah Menuju Kekudusan (38):”