Masa jabatan anggota Dewan Pastoral Paroki (DPP) Isidorus Singkut telah berakhir. Sabtu, (27/07) diadakan pembekalan bagi anggota DPP masa bakti 2024-2027. Pembekalan yang dimulai pukul 09.00 WIB ini, berlangsung di aula Walczak Paroki Santo Isidorus Singkut.

Dalam pembekalan sesi pertama, anggota DPP Isidorus Singkut mendengar pemaparan materi Pedoman DPP Keuskupan Agung Palembang (KAPal) yang dibawakan langsung oleh Uskup Keusukupan Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Bapak uskup menjelaskan bahwa dulunya, Gereja hanya bergantung pada para misionaris yang datang ke suatu daerah.
“Dulu Gereja sangat bergantung kepada misionaris yang datang ke daerah. Semua dikerjakan oleh misionaris. Bahkan ada yang sampai membantu mencarikan sekolah untuk anak-anak umat. Sampai akhirnya, Gereja (lokal) melihat dan kasihan kepada para misionaris dan mulai membantu mereka. Sekarang Gereja sudah ada orang-orang yang mewakili, yang di bagi menjadi beberapa seksi,” ucap bapak uskup.
Orang-orang yang mewakili adalah DPP. Mereka adalah perpanjangan tangan imam untuk melayani umat. Mgr. Harun menjelaskan tugas dan tanggung jawab serta wewenang anggota DPP.
Sesi kedua dibawakan RP. Alexander Pambudi SCJ. Pada sesi ini, anggota DPP diteguhkan imannya dan dijelaskan bagaimana spiritualitas DPP KAPal. Romo Alex berkata bahwa, “…Karena baptis yang kita terima, menjadi anggota DPP harus siap sedia menjadi ujung tombak pelayanan, meskipun kadang juga ujung tombok.”
Menjadi anggota DPP harus siap menjadi ujung tombak suatu paroki. Siap mengulurkan tangan untuk Gereja, meskipun seringkali harus “tombok” atau mengeluarkan biaya dari dompet pribadi.
Di sesi ini, Romo Alex menjelaskan bagaimana dulunya para nabi diangkat langsung oleh Allah menjadi pewarta sabda-Nya dan mengalami pergumulan pribadi dan penolakan dimana-mana. Namun pada akhirnya para nabi tetap setia menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah karena mereka terbuka dengan kehendak Allah. Sama seperti para nabi dan murid-murid Yesus, yang juga diberi tanggung jawab sebagai pewarta sabda, anggota DPP memiliki spiritualitas yang sama.
“Mungkin Bapak-Ibu ada yang ditunjuk untuk menjadi anggota DPP atau ada yang mengajukan sendiri untuk menjadi anggota. Terlepas dari itu semua, menjadi anggota DPP pada akhirnya, karena Sakramen Babtis, merupakan panggilan yang diberikan Allah kepada Bapak-Ibu. Allah yang memanggil, maka Dia pasti akan ikut ‘memanggul’ kita” tutur Romo Alex.
Selain mejelaskan tentang spiritualitas, Romo Alex juga sedikit menjelaskan mengenai administrasi paroki dan buku-buku yang menjadi pedoman dalam pelaksaannya.
Sesi ketiga dibawakan oleh RD. Emanuel Belo Sede. Ia memaparkan cara pengelolaan harta-benda Gerejawi. Sebelum memulai sesinya, Romo Eman bertanya kepada anggota DPP, “menurut Bapak-Ibu, Allah itu punya uang atau tidak?” Ada menjawab ada, juga tidak.
“Allah punya uang. Dia punya uang yang banyak sekali. Allah sangat kaya. Lalu ada di mana uang Allah? Uang Allah ada di tas, kantong Bapak-Ibu sekalian,” ucap Romo Eman.
Romo Eman menjelaskan, bahwa pendapatan paroki dapat bersumber dari kolekte, stipendium, iura stolae, dan sebagainya. Selanjutnya dijelaskan bagaimana cara-cara mengelola asset paroki seperti tanah, gedung gereja, serta bagaimana proses apabila paroki mendapat hibah dari umat.
“Jangan sampai ada masalah terkait hibah, karena bisa saja orang tuannya memberikan sebidang tanah sebagai hibah kepada paroki dan menjadi masalah dikemudian hari karena anaknya tidak mengakui adanya hibah. Terkait hibah ini sangat sensitive, jadi harus diuruh sampai tuntas,” jelas Romo Eman.
Anggota DPP juga dijelaskan tentang membuat laporan keuangan. Sesi ditutup dengan diskusi dan evaluasi program kerja, serta kegiatan selama satu tahun.



Keesokan harinya, Minggu (28/07) anggota DPP Isidorus Singkut dilantik untuk masa bakti 2024-2027 dalam Ekaristi yang dipimpin Mgr. Harun. Dalam pelantikan, anggota DPP mengucap janji dan kesediaanya menjadi anggota DPP yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan serah terima dari perwakilan DPP lama yang diwakili oleh Bapak Petrus Tukijan ke perwakilan DPP baru yaitu Bapak F.X. Suhadi.
**Maria Ivana Angelina
One thought on “Anggota DPP Singkut Harus Siap Jadi Ujung Tombak dan Ujung Tombok”