Mgr. Yohanes Harun Yuwono Tekankan Pentingnya Keluarga dalam Panggilan Khusus

Selasa, 15 Oktober, ratusan umat Katolik mengikuti Tahbisan Imam yang dipimpin oleh Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Bertempat di Paroki Santa Maria Penolong Abadi, Prabumulih, calon imam yang ditahbiskan adalah untuk dua keuskupan, Keuskupan Agung Palembang dan Keuskupan Agung Kupang. Keempat pemuda itu adalah Diakon Joni Manhitu, Diakon Marselisius Karmi, Diakon Antonio Paulo Secundo Guma Pukan, Diakon Damian Yanuarius Haukilo Muni.

Uskup Agung Yohanes Harun Yuwono menumpangkan tangan ke atas imam tertahbis | Foto: Komsos KAPal

Meski dalam suasana tahbisan, namun Mgr. Harun menekankan pentingnya peran keluarga dalam kehidupan setiap individu, termasuk para imam, religius, dan umat awam. Hal ini diungkapkannya dalam homili, sebelum ritus tahbisan.

Mgr. Yohanes mengingatkan bahwa semua orang, tanpa kecuali, lahir dalam sebuah keluarga. Keluarga adalah fondasi yang tidak boleh dirusak, baik oleh anggota keluarga sendiri maupun oleh orang lain.

“Tak seorangpun, siapa pun itu, boleh merusak keluarganya sendiri maupun keluarga orang lain,” tegasnya.

Litani Para Kudus dilantunkan dalam ritus tahbisan imam | Foto: Komsos KAPal

Dalam homilinya, ia mengangkat pentingnya menjaga keharmonisan keluarga dan mengecam keras perilaku yang merusak keluarga, seperti perselingkuhan atau perebutan pasangan. 

“Dalam Gereja Katolik tidak ada istilah pelakor, perebut laki orang. Orang sekaya, seganteng, sehebat, sesehat apapun, tidak boleh direbut. Termasuk pebinor perebut bini orang. Secantik apapun dia, itu bininya orang. Tak pernah boleh diganggu,” kata uskup asal Lampung ini.

Para imam menumpangkan tangan ke atas kepala diakon, tanda penerimaan mereka ke dalam kolegialitas imam | Foto: Komsos KAPal

Keluarga Sehat Lahirkan Generasi Baik

Mgr. Harun menekankan bahwa keluarga yang sehat dan harmonis adalah tempat lahirnya imam, religius, dan manusia yang bahagia serta sejahtera. Keluarga yang berantakan, katanya, hanya akan melahirkan manusia yang bermasalah, yang tidak mampu mencintai keharmonisan dan perdamaian.

“Keluarga yang baik akan menghasilkan manusia yang bahagia, dan kebahagiaan ini akan ditaburkan di mana pun mereka berada,” tuturnya.

Ia juga menegaskan, bahwa ajaran perkawinan dalam Gereja Katolik bukanlah sekadar aturan, melainkan kehendak Tuhan, yang sejak semula memaksudkan hidup berkeluarga sebagai ikatan yang tak boleh dipisahkan oleh manusia.

Perayaan Ekaristi bersama para imam baru | Foto: Komsos KAPal

“Apa yang disatukan oleh Allah tak pernah boleh diceraikan oleh manusia,” tuturnya.

Oleh karena itu, uskup agung  mengajak umat beriman menjaga keharmonisan keluarga masing-masing juga keluarga orang lain.

“Dari keluarga yang utuh, lahir manusia-manusia yang baik, para imam, religius, dan orang-orang yang mencintai persaudaraan sejati,” pungkasnya.

Para imam baru berfoto bersama keluarga | Foto: Komsos KAPal

Duc in Altum

Kepada mereka yang menempuh panggilan hidup selibat, Mgr. Harun mengajak mereka merenungkan tema tahbisan imam, yaitu Duc in Altum, yang artinya bertolaklah ke tempat yang lebih dalam.

Dalam Injil, katanya, Yesus meminta nelayan untuk menebarkan jala ke tempat yang lebih dalam. Peristiwa ini menjadi ajakan bagi umat, terutama para imam dan religius, untuk menjalani hidup rohani yang lebih dalam dan tidak sekadar menjalankan rutinitas.

“Kita, para imam dan religius, dipanggil untuk masuk lebih dalam ke dalam spiritualitas kita. Jangan hanya datar-datar saja,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa kesetiaan dalam melayani umat adalah hal yang penting, sehingga umat tidak merasa kecewa atau terabaikan.

Uskup Harun menandatangani dokumen pelantikkan pastor paroki baru dan pastor dekan baru | Foto: Komsos KAPal

Tahbisan imam ini tidak hanya menjadi momen penting bagi para imam yang ditahbiskan, tetapi juga menjadi refleksi mendalam bagi seluruh umat akan pentingnya peran keluarga dalam kehidupan iman dan pelayanan. 

Selain tahbisan imam, dalam Ekaristi ini juga diumumkan mutasi karya para imam di Keuskupan Agung Palembang, sekaligus mengumumkan pembagian wilayah pelayanan dalam dekanat-dekanat baru. Anda dapat menyimak tayangan lengkapnya di link berikut ini.

** Kristiana Rinawati

Baca juga: Bacaan Liturgi Kamis, 17 Oktober 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published.