Sabtu (9/11), umat Stasi St. Elisabeth Margo Mulyo, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur, menggelar perayaan syukur Pesta Nama Pelindung Stasi St. Elisabeth yang ke-57 tahun. Acara diawali dengan Misa Syukur yang dipimpin oleh Romo Amatus Sukadi SCJ, Pastor Kepala Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegal Rejo.

Perayaan Misa Ekaristi kali ini mengusung konsep adat Jawa dengan menggunakan bahasa Jawa serta koor yang diiringi oleh seni gamelan Janger Rohani. Doa umat juga dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahasa, di antaranya Bahasa Indonesia, Bahasa Komering, Bahasa Flores, Bahasa Jawa, Bahasa Bali, dan Bahasa Inggris. Dalam Misa Syukur ini juga dilakukan prosesi pemberkatan meja altar baru, yang sekaligus bertepatan dengan peringatan pemberkatan Gereja Basilika Lutheran.






“Altar melambangkan bagian dari Yesus Kristus sendiri, karena di atas altar ini dipersembahkan kurban Yesus yang dipimpin oleh Sang Imam Agung sendiri,” ujar Romo Amatus Sukadi SCJ, dalam homilinya.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa perayaan iman kita dapat diwujudkan melalui perayaan ekaristi. Selain itu, iman juga harus diwujudkan dalam bentuk kasih. Tuhan sudah mendatangkan kemurahan-Nya, maka kita pun harus murah hati kepada sesama. Gereja sejatinya adalah tempat perjumpaan dengan Allah, tempat kita menerima berkat dari Tuhan. Bahkan, melalui berkat kehadiran-Nya, kita juga menerima Tubuh dan Darah Kristus. Oleh karena itu, Rm. Amatus Sukadi, SCJ, berharap dengan diberkatinya altar ini, semangat umat untuk menjumpai Tuhan setiap saat melalui gereja ini semakin meningkat.
Setelah Misa Syukur, acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama umat stasi. Meskipun sempat diguyur hujan, antusiasme umat sangat tinggi dalam mengikuti rangkaian acara. Dalam perayaan Syukur ini turut hadir Ketua DPP St. Maria Tak Bernoda Tegalrejo, para ketua stasi dalam wilayah St. Yohanes Pemandi, serta beberapa suster dari Komunitas Charitas. Acara ini juga dimeriahkan oleh kelompok Seni Janger Rohani Stasi dan mendapat sambutan hangat dari semua umat yang hadir.
Bapak Thomas Suwignyo, selaku Ketua DPP St. Maria Tak Bernoda Tegal Rejo, menyampaikan rasa terima kasih atas undangan yang diterima untuk hadir dalam acara ini. “Stasi St. Elisabeth Margo Mulyo merupakan stasi yang luar biasa karena mampu mewartakan kabar sukacita di wilayah ini. Patut dibanggakan juga bahwa stasi ini masih melestarikan budaya yang dibawa oleh para perintisnya,” ujar Bapak Thomas Suwignyo.

Dalam sambutannya, Ketua Stasi St. Elisabeth Margo Mulyo, Bapak Lukas Suyanto, menceritakan bagaimana stasi ini terus berkembang dari waktu ke waktu. Awalnya, umat yang berada di stasi ini hanya berjumlah 5 keluarga dari wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, dan 2 keluarga dari kerisidenan Kedu (Muntilan) yang melakukan transmigrasi ke wilayah ini pada tahun 1965. Pada tahun 1969, terjadi Baptisan Dewasa secara massal sebanyak 65 jiwa di SD Margomulyo. Hingga saat ini, Stasi St. Elisabeth Margo Mulyo telah berkembang menjadi 127 KK yang terdiri dari 402 jiwa. Semua umat ini tersebar di 7 lingkungan yang berada dalam 5 desa sekitar, yaitu Desa Sribantolo, Desa Sukoharjo, Desa Sri Budaya, Desa Margo Mulyo, dan Desa Sumber Rahayu.
Motto “caturyogi nulyo samyo manembah” yang tertera di bagian depan gereja digagas oleh Mbah Sumpomo, perintis awal berdirinya stasi ini. Motto yang berarti “dari empat penjuru untuk datang dan memuji Tuhan” sengaja dipilih karena gereja ini terletak di tengah stasi.
“Dalam perkembangannya, bangunan gereja ini telah melalui tiga tahap pembangunan. Tahap pertama dimulai pada tahun 1969 di era Pastor Bellemakers Egidius,” ungkap Bapak Lukas Suyanto.
Tahap pertama berlangsung dari tahun 1969-1977, tahap kedua dari tahun 1977-2003, dan tahap ketiga dimulai pada tahun 2004 hingga sekarang.
Dalam perayaan syukur ini, juga dilaksanakan lomba hias tumpeng antar lingkungan. Renatus Sigit, selaku Ketua Panitia Perayaan Syukur, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua panitia yang telah terlibat dalam menyukseskan acara ini.
“Saya sangat bersyukur karena stasi bisa mengadakan acara seperti ini untuk pertama kalinya. Meskipun sempat diguyur hujan, namun antusiasme umat sangat baik,” ungkap Renatus Sigit.
Lebih lanjut, Renatus Sigit berharap melalui acara ini, umat stasi dapat melihat kembali perjuangan para perintis di masa lalu, sehingga semangat untuk memajukan stasi ini dapat lebih ditingkatkan lagi.
Robertus Wijayanto
Baca juga: TFT YOUCAT KAPal: Tingkatkan Kualitas Katekese Anak dan Remaja
One thought on “Pemberkatan Altar Baru Tandai Perayaan 57 Tahun Stasi Margo Mulyo”