100 Tahun SCJ Indonesia Berjalan Bersama Gereja Lokal

“Kita semua berkumpul di sini, pertama-tama untuk mengenang dan mensyukuri sejarah kita, khususnya sejarah kehadiran SCJ di Indonesia. Kita bersyukur atas sejarah kasih Allah yang 100 tahun lalu menghadirkan tiga misionaris SCJ dari Belanda. Namun kita bersyukur lebih-lebih atas kesetiaan Allah yang bukan hanya menghadirkan, namun mendampingi dan memelihara mereka dan kawanan kecil yang mereka gembalakan,” kata Romo Andreas Suparman SCJ, Superior Provinsial SCJ Indonesia, mengawali sambutannya, Rabu (25/9) lalu.

Malam itu, dilangsungkan puncak perayaan 100 tahun Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ) Indonesia di Xaverius Centrum Studiorum Palembang. Perhelatan seremonial berupa tarian, drama, dan nyanyian menggema di hadapan ratusan hadirin malam itu. Sebelumnya, pada pagi hari, syukur telah dirayakan dalam Ekaristi Tahbisan Imam dan Diakon di Gereja St. Fransiscus de Sales Palembang. Rangkaian kegiatan dibuka dengan lagu Indonesia Raya dan Tari Tanggai, yang menjadi tari sambut masyarakat Palembang.

Para tamu undangan mengambil sikap sempurna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya | Foto: Komsos KAPal
Tari Tanggai adalah tari kehormatan Palembang menyambut seluruh tamu. | Foto: Komsos KAPal

Setelahnya, disajikan seni wayang orang yang menampilkan tiga arjuna. Ketiga arjuna ini melambangkan tiga misionaris asal Belanda, yang menyemai benih kekatolikkan di Sumatera bagian Selatan. Ketiga misionaris itu adalah Pastor Hendricus van Oort SCJ, Pastor Carolus Stekelenburg SCJ, dan Bruder Felix Van Langenberg SCJ. Mereka menapakki kaki pertama kali di Indonesia pada tahun 1924, di Tanjung Sakti, Sumatera Selatan. Sejak itu, Kongregasi SCJ mulai mengukir sejarah di Bumi Pertiwi.

“Sejarah 100 tahun kehadiran SCJ di Indonesia sebenarnya adalah sejarahnya Allah sendiri, yang dengan kasih dan kesetiaan-Nya hadir dan berjalan bersama dengan Kongregasi SCJ, untuk turut menggembalakan umat-Nya,” lanjut Romo Suparman.

Tema yang diusung malam itu adalah 100 Tahun SCJ Indonesia: Dengan Hati Yang Terbuka, Berjalan Bersama Gereja Lokal. Tema ini diwujudkan dalam diri tamu undangan. “Maka dengan rendah hati kami sengaja mengundang para gembala Gereja Lokal, yakni para Bapa Uskup, vikjen, administrator diosesan di mana kami hadir dan melayani. Dan yang paling utama perwakilan lembaga, para imam, biarawan-biarawati, para sahabat, pemerhati, pendoa dan penderma yang dengan setia berjalan bersama kami dalam hidup dan pelayanan,” kata Romo Suparman.

Logo 100 Tahun SCJ Indonesia | Foto: Panitia 100 Tahun SCJ Indonesia

Acara puncak 100 tahun SCJ Indonesia ini juga dihadiri oleh Jenderal SCJ Pastor Carlos Luis Suárez SCJ dan para misionaris SCJ. Pater Jenderal berterima kasih atas kesadaran misi yang dimiliki oleh anggota SCJ Indonesia, baik misi domestik maupun internasional.

“Terima kasih telah menjadi misionaris di tanah yang indah ini, di Sumatera, Jawa, Papua dan Kalimantan. Terima kasih telah melayani Gereja dan Kongregasi di wilayah ini: di Filipina, India, Vietnam, Taiwan, dan Tiongkok. Terima kasih atas kehadiran Anda di Amerika Serikat, Kanada, Kolombia, Argentina. Terima kasih untuk para religius yang memperdalam studi mereka di Jerman dan Italia. Terima kasih kepada mereka yang berkolaborasi di tempat lain, seperti Madagaskar, dan kepada mereka yang terus melakukannya dari Roma dalam pelayanan kepada semua,” tutur Pastor Carlos Luis Suárez SCJ.

Acara puncak ini juga menghadirkan dua bintang tamu yakni penyanyi legendaris Ervinna dan Sisca Saras.

Acara puncak 100 tahun SCJ Indonesia ditutup dengan prosesi perarakkan salib dan nyanyian theme song 100 tahun SCJ Indonesia. **Kristiana Rinawati

Baca juga: Bacaan Liturgi Kamis, 03 Oktober 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published.